Friday, October 28, 2005

Jakarta

Segumpal asap menyembunyikan kota ini dari semesta.
Menghalau mentari yang ingin tahu lebih banyak.
Jutaan telah bernyawa di sini.
Aku salah satu.

Ramai nafsu membisik lirih.
Kepada peluh yang meradang sepanjang jalan.
Mencemaskan derita.
Mencemaskan mimpi.
Atas kelancungan negeri kelabu yang berhiba.

: Kota begini, terlalu pengap untuk menyegarkan sepotong hati.

1 comment:

Anonymous said...

*kota adalah rimba belantara akal, kuat dan berakar, menjurai di depan mata, siap mencekik leher kita

*angkuhmu buahkan tanya, bisu dalam kekontrasannya...

*lari kota jakarta lupa kaki yang luka mengejek langkah kura-kura

*anak-anak kecil tengadahkan tangan mainkan tambourine gapai masa depan, tanah lahirku aku cinta kau, bumi darahku aku sayang kau...

*kota yang kutinggali, beri senyumpun enggan

*jakarta sudah habis, musim kemarau api, musim penghujan banjir, jakarta tidak bersahabat, api dan airnya bencana...